Senin, 28 Februari 2011

Petikan ...

" Sajak Sentimentil "






Ini terjadi hanya pada sajak sentimentil ...
Itulah soalnya ketika mencari dan menggerutu ...
Masih tersisa wangimu jadi pengertian yang tak penting 
Barangkali masih sanggup menghargai yang sia - sia
Dimana perasaan saling memiliki ... berebut cari tempat
Sedangkan yang lain berfilsafat ringan dan kesabaran
Menangkap makna seperti menikmati sajak
Siapa sangka tawa dan senyuman punya arti ...
Tak terlepas dari pandangan ... mesramu menbuat sayu
Kucari pada arus menderas ... tenggelam dalam angan melekat
Dilaut mimpi kuhitung hari ...rindu beku terendam
Basah berdentang memukul genting ...
Merenda mimpi ... tawa dan canda ...
Pohon kering sembangan jalan
Hanya kegilaan sekejap yang hilang dalam lampu padam
Lorong kusam ... sepatuku bergema keseluruh jalan ...
Disetiap seudut kerinduanku menggeliat agar tak mengalah lagi 
Kehidupan senantiasa merenggut harapan dalam ketidak pastian
Mungkin saja tinggal tunggu kereta permulaan atau penghabisan ...
Kau ada dimana ...
Slalu begitu sampai lakon habis ...
Bila sampai padamu berkemas senyum dan salam hangat 
Peluk dan cium mesra terjadi dalam sukkma
Selama masih berkata - kata bisa jadi belum sempurna
Harus terputuskan pada awal musim untuk sampai pada penjelmaan abadi
Kenapa tak kau hentikan kidungan dengan nyanyian ...



Petikan ini dari Cerpen Majalah Anita Cemerlang Th 90-an...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar