Senin, 28 Februari 2011

" Senja Di Padang Mati "







Seruling panjang mengkidungkan kerinduan ...
Pagi bergoyang ikut merasakan dukanya hatiku yang lara ...
Ku berteman dengan kebisuan memikirkan penantian yang tiada kunjung berakhir ...
Desir angin berhembus ringan ... burung pipit tak bersiul memandangku yang terdiam ...
Kudekap lutut kusatukan wajahku dengan lesu ...
Mataku menerawang jauh mencari hatiku yang hilang ...
Sunyi dan sepi yang kutemui ...
Hati semakin sedih meratapi duka dalam sukma malang ...
Perjalanan yang amat panjang ku rasakan dalam kandungan nurani yang pedih ...
Sukma melayang hilang dan sirna bersama embun pagi yang mencari lirih ...
Bunga - bunga mekar mewangi  didalam taman sari ...
Embun pagi kan hilang bila sang surya datang ...
Betapa riang kumbang datang rindukan bunga yang menanti ...
Setangkai bunga telah layu tergurat duka dalam hidupnya ...
Senja ilalang berwarna merah merambah pucuk - pucuk pinus dan daun bambu ...
Berhambur camar segerombolan menyebrang senja ...
Berakhir ditimur warna tembaga tiada sisa yang tertinggal ...
Senja dipadang mati menjemput kegelapan malam ...
Aku berjalan melintasi senja padang mati ...
Sepotong awan bagai runtuh sesekali terantuk jua ...
Awan hitam menyelubungi hatiku ...
Ku goresi luka rindu dalam cinta yang pernah tercecer dalam rerumputan ...
Berhembus sekelompok rumput yang bergoyang yang jatuh merebak senja dipadang mati ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar